Saptuari Sugiharto

“Berkatalah dengan berani, ‘Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar.’”

Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar.’”

“Sementara kita, kadang melaksanakan shalat hanya sebagai syarat. Buru-buru, dikejar waktu. Pertemuan dengan Allah hanya seperti mengisi absen di kantor. Tidak ada dialog dari hati. Kita tidak menikmati shalat.”

Kutulis di bawahnya, “Berkatalah dengan berani, ‘Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar.’”

Semburat matahari pagi di ujung timur mulai tampak. Sinarnya merekah keemasan, memantul di atas laut. Aku seperti tertampar, munculnya matahari dari batas permukaan laut itu pun mukjizat Tuhan yang selama ini aku lupakan.

Satu-satunya Tuhan di alam raya yang kusembah.

. “Wahai Muhammad, jika engkau memang seorang nabi, buktikan kehebatanmu! Belahlah bulan di atas sana!” kata mereka.

“Berkatalah dengan berani, ‘Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar.’”

Muhammad mengangkat jarinya ke arah bulan. Dengan gerakan memotong, perlahan-lahan bulan terbelah dan bergerak berjauhan. Jaraknya begitu jauh sehingga Gunung Hira tampak di antara dua bulan itu.

Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar.’”